Demam Padel kini menjadi fenomena olahraga yang sedang mencuri perhatian masyarakat Indonesia, terutama di kalangan perkotaan. Sejak beberapa tahun terakhir, olahraga raket yang berasal dari Meksiko ini mulai merambah berbagai kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, hingga Bali. Tidak hanya sekadar tren, padel memadukan unsur hiburan, kompetisi, dan gaya hidup sehat. Namun, tak dapat dipungkiri, faktor Fear of Missing Out (FOMO) juga memicu lonjakan popularitasnya.
Sejarah Singkat dan Perkembangan Padel di Dunia
Padel pertama kali diciptakan pada tahun 1969 oleh Enrique Corcuera di Acapulco, Meksiko. Olahraga ini kemudian berkembang pesat di Spanyol dan Argentina, sebelum menyebar ke seluruh dunia. Di Eropa, padel bahkan menyaingi popularitas tenis, dengan jumlah lapangan dan klub yang meningkat pesat setiap tahunnya.
Masuknya Padel ke Indonesia
Di Indonesia, Demam Padel mulai terlihat pada 2021 ketika sejumlah klub olahraga swasta memperkenalkan lapangan padel pertama mereka. Awalnya, olahraga ini hanya dimainkan oleh komunitas kecil ekspatriat dan atlet tenis. Namun, berkat media sosial dan influencer, padel dengan cepat menjadi sorotan.
Menurut data Asosiasi Padel Indonesia, jumlah lapangan padel di tanah air meningkat hampir lima kali lipat antara 2022 hingga pertengahan 2025. Kini, lapangan-lapangan padel dapat ditemukan tidak hanya di pusat kota, tetapi juga di daerah penyangga.
Faktor Pendorong Popularitas Padel
1. Efek FOMO dan Tren Media Sosial
Banyak selebritas, atlet, hingga pengusaha yang mulai memamerkan aktivitas bermain padel mereka di Instagram, TikTok, dan YouTube. Unggahan ini membuat masyarakat penasaran dan tertarik mencoba. Fenomena ini mirip dengan tren sepeda lipat pada masa pandemi, namun kali ini didorong oleh keinginan untuk tampil aktif dan modern.
2. Aksesibilitas dan Kemudahan Bermain
Padel dikenal lebih mudah dipelajari dibanding tenis. Ukuran lapangannya lebih kecil, peraturan lebih sederhana, dan bola tidak memantul setinggi tenis, sehingga pemula pun cepat beradaptasi. Hal ini membuat Demam Padel cepat menjalar ke berbagai kalangan usia.
3. Manfaat Kesehatan yang Nyata
Selain menyenangkan, padel juga efektif membakar kalori, melatih otot inti, meningkatkan kelincahan, serta menjaga kesehatan jantung. Berbeda dengan olahraga gym yang cenderung individual, padel dimainkan berpasangan, sehingga memberikan manfaat sosial dan fisik sekaligus.
Peran Klub dan Komunitas dalam Mengembangkan Padel
Klub olahraga berperan penting dalam menjaga keberlanjutan Demam Padel. Banyak klub kini menyediakan paket latihan untuk pemula, turnamen antaranggota, dan sesi “Padel Night” untuk menciptakan suasana santai namun kompetitif. Komunitas-komunitas padel di media sosial juga aktif mengadakan gathering, workshop, hingga pertandingan amal.
Ekonomi Padel: Bisnis yang Menggiurkan
Tren ini membuka peluang bisnis baru, mulai dari pembangunan lapangan, penjualan perlengkapan raket dan bola, hingga jasa pelatihan. Beberapa investor bahkan menganggap padel sebagai “emas baru” dalam industri olahraga rekreasi. Dengan biaya sewa lapangan yang relatif tinggi dan permintaan yang terus naik, potensi keuntungan dari bisnis ini cukup besar.
FOMO vs. Gaya Hidup Sehat: Mana yang Lebih Dominan?
Meski banyak orang tertarik mencoba karena faktor FOMO, tidak sedikit yang akhirnya menjadikan padel sebagai bagian dari rutinitas olahraga mereka. Fenomena ini mirip dengan tren yoga dan pilates, yang awalnya booming karena gaya hidup, lalu bertahan karena manfaat kesehatannya yang nyata.
Baca juga : 6 Gaya Luna Maya Saat Resepsi di Jakarta yang Glamor dan Bikin Terpukau
Psikolog olahraga menyebutkan bahwa efek FOMO bisa menjadi pintu masuk yang efektif untuk memperkenalkan olahraga baru. Namun, keberlanjutan tren sangat bergantung pada kenyamanan dan manfaat jangka panjang yang dirasakan pemain.
Tantangan dan Masa Depan Padel di Indonesia
Walaupun Demam Padel semakin kuat, tantangannya tetap ada. Biaya sewa lapangan yang tinggi dan ketersediaan fasilitas di luar kota besar masih menjadi kendala. Untuk membuat padel lebih inklusif, diperlukan dukungan pemerintah dan sponsor untuk membangun lapangan di area publik dengan tarif terjangkau.
Jika tren ini terus berlanjut, Indonesia berpeluang menjadi salah satu pusat padel terbesar di Asia Tenggara. Turnamen berskala internasional pun bisa digelar, menarik wisatawan olahraga dan meningkatkan perekonomian lokal.
Kesimpulan
Demam Padel di Indonesia adalah kombinasi unik antara tren gaya hidup dan kesadaran kesehatan. Meskipun FOMO berperan dalam mempercepat popularitasnya, manfaat kesehatan, kemudahan bermain, dan komunitas yang solid berpotensi membuat olahraga ini bertahan lama. Bagi mereka yang ingin tetap sehat sambil mengikuti tren, padel bisa menjadi pilihan tepat.